1.
Abstrak
Bentuk perdagangan bebas di era global ini
dampaknya adalah Indonesia harus mempersiapkan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompetensi dan standarisasinya mengikuti kualifikasi dunia. Penerapan teknologi baru dalam industri mengandung konsekuensi peningkatan
permintaan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi guna mendukung peningkatan
produktivitas. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai pendidikan vokasional tingkat
menengah, memiliki peran besar dalam merencanakan dan menciptakan SDM yang profesional dan
produktif. Pendidikan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan siswa dalam rangka menyiapkan
mereka sebagai tenaga
kerja tingkat menengah
Depdiknas memiliki
kebijakan untuk membalik
rasio peserta didik
SMK dibanding SMA dari
30:70 pada tahun
2004, menjadi 67:33
pada tahun 2014. Kebijakan ini ditujukan agar keluaran
pendidikan dapat lebih berorentasi pada
pemenuhan dunia kerja serta kebutuhan
dunia usaha dan
industri (DUDI). (Depdiknas, Renstra 2010 – 2014, 83-85). Pendidikan vokasional merupakan pendidikan untuk penguasaan pengetahuan dan
ketrampilan yang mempunyai nilai ekonomis, sesuai dengan kebutuhan pasar dengan
education labor coefficient tinggi . (Muljani A. Nurhadi, 2008)
Dalam pengembangan pendidikan vokasional akan ditempuh dengan Strategic cost reduction , meliputi : a) Mencakup jangka waktu
yang panjang, dan perlu komitmen manajemen yang berkelanjutan, b) Akan efektif
apabila dimulai dari perencanaan, bukan pada tahap implementasi rencana. c)
Mencakup keseluruhan rantai nilai mulai dari inputs sampai outputs/marketing,
bukan hanya pengurangan pada biaya produksi. d) Perlu sistem informasi biaya
pendidikan yang akurat dan lengkap
Kata
kunci : Vokasional, SDM, Investasi
1.
PENDAHULUAN
Tatanan
ekonomi dunia sedang berubah ke-era perdagangan bebas dan investasi bebas,
dimana perdagangan barang dan jasa antar negara tidak lagi mengalami
hambatan-hambatan yang berarti dalam quota
dan tarif. Bentuk perdagangan bebas di era global ini dampaknya adalah
Indonesia harus mempersiapkan pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompetensi dan standarisasinya mengikuti kualifikasi dunia.. Penerapan teknologi baru dalam industri
mengandung konsekuensi peningkatan permintaan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi guna
mendukung peningkatan produktivitas.
Beberapa kompetensi yang
secara universal dikembangkan oleh negara-negara Amerika, Inggris, Jerman, Korea Selatan dan Jepang adalah : a) Ketrampilan dasar, b) Ketrampilan
berfikir, c) Kualitas personal, d)
Teknologi Informasi dan Komunikasi, e) Bahasa asing moderen, f) Kerjasama ( Team Work).. Pemakaian teknologi baru menuntut keahlian dan ketrampilan baru , dan itu menyebabkan keahlian dan
ketrampilan lama menjadi tidak berguna atau tidak relevan. Untuk melahirkan dan
mengembangkan keahlian serta ketrampilan baru menuntut diadakannya corak
pendidikan dan latihan baru pula. Perubahan tidak saja akan terjadi dalam
struktur lapangan kerja , tetapi juga dalam sistim pendidikan. Untuk
dapat mendekatkan program pendidikan yang relevan dan dibutuhkan
masyarakat, pendidikan harus selalu
menyesuaikan diri (ajust) dengan segala pembaharuan (innovations)
yang diperlukan. Pelatihan tenaga kerja
diperlukan pada periode tertentu
untuk dapat mengaktualkan diri
terhadap perkembangan teknologi. Konsep pendidikan sepanjang hayat (life
long education) dianggap perlu
bagi dunia kerja, pekerja harus melatih
diri kembali dalam in service training, mengikuti pelatihan kursus formal dan non
formal
Depdiknas memiliki
kebijakan untuk membalik
rasio peserta didik
SMK dibanding SMA dari
30:70 pada tahun
2004, menjadi 67:33
pada tahun 2014.
Kebijakan ini ditujukan agar
keluaran pendidikan dapat lebih
berorentasi pada pemenuhan dunia kerja serta kebutuhan dunia
usaha dan industri(DUDI). Pendidikan
vokasi dirasa perlu karena
memiliki paradigma yang menekankan pada pendidikan
yang menyesuaikan dengan
permintaan pasar (demand driven)
guna mendukung pembangunan
ekonomi kreatif. Ketersambungan (link) diantara pengguna lulusan pendidikan dan penyelenggara
pendidikan dan kecocokan (match) antara employee dengan employer
menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan vokasi. Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan vokasi
dapat dilihat dari
tingkat mutu dan
relevansi yaitu jumlah
penyerapan lulusan dan
kesesuaian bidang. (Depdiknas,
Renstra 2010 – 2014, 83-85).
Ekonomi kreatif adalah berbagai aktivitas
berbasis kreativitas, keterampilan, dan bakat, yang memiliki potensi ekonomi
dan peluang kerja baru melalui penciptaan dan eksploitasi kekayaan
intelektual.. Secara nasional, industri kreatif menyumbang 6,28 % Produk
Domestik Bruto (PDB). Dari jumlah tersebut, 28 % di antaranya disumbangkan oleh
industri kerajinan. ini merupakan urutan kedua. Sedangkan peringkat pertama
ditempati oleh produk mode yang menyumbang angka 44 %. Industri kreatif ini
berperan penting dalam penyediaan lapangan pekerjaan, pembangunan citra dan
identitas bangsa di tengah gempuran hebat arus globalisasi, serta peningkatan
ekspor. Sebagai gambaran, nilai ekspor
industri ini pada tahun 2007 mencapai 642 juta USD. Jumlah ini meningkat 20 %
dari ekspor tahun sebelumnya yang bernilai 534 juta
USD.
(Sumber
:JurnalKoperasidanUMKM,edisiIV/September2008).
Pendidikan vokasional
merupakan pendidikan untuk penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang
mempunyai nilai ekonomis, sesuai dengan kebutuhan pasar dengan education
labor coefficient tinggi . Implikasi bagi pendidikan vokasinal adalah :
a) Magang atau internship yang
terprogram harus menjadi bagian dari sistem pendidikan vokasional, karena
banyak ketrampilan teknis, sikap, kebiasaan, dan emosional hanya dapat
diperoleh melalui on the job training. b) Dalam on the job training ketrampilan yang
dipelajari termasuk yang bersifat general maupun spesifik, c)
Karena general training mempunyai nilai ekenomis yang lebih lama dan
menjadi fondasi, maka perlu kuat, d) Spesific training harus selalu di up to
date sesuai dengan kebutuhan pasar, e) Training untuk memiliki
ketrampilan cara memperoleh dan menggali informasi menjadi penting untuk up
dating. (Muljani A.
Nurhadi, 2008)
Lanjut versi 2
No comments:
Post a Comment