Saturday, April 9, 2016

SEKILAS FILSAFAT ILMU SEBUAH PENGANTAR POPULER BAB 8

BAB VIII
ILMU DAN BAHASA

….. Seorang yang hilang diculik makhluk gaib telah kembali dengan selamat naik bajai berkat bantuan seorang yang berilmu.

(Cuplikan berita harian Sinar Pagi pada tanggal 12 Novenmber 1981).       

Tentang Terminologi: Ilmi, Ilmu Pengetahuan dan Sains?
Dua Jenis Ketahuan
      Untuk membedakan tiap-tiap bentuk dari anggota kelompok ketahuan (knowledge) ini terdapat tiga kriteria yakni:
a)      Apakah obyek yang ditelaah yang membuahkan ketahuan tersebut?
b)      Cara yang dipakai untuk mendapatkan ketahuan tersebut?
c)      Untuk apa ketahuan itu dipergunakan atau nilai kegunaan apa yang dipunyai olehnya?
Beberapa Alternatif
      Alternatif pertama adalah menggunakan ilmu pengetahuan untuk science dan pengetahuan untuk knowledge. Hal ini yang sekarang umum dipakai. Alternatif kedua didasarkan kepada asumsi bahwa ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah dua kata benda yakni ilmu dan pengetahuan.
Sains:
Adopsi yang Kurang Dapat Dipertanggungjawabkan
      Pendapat Wittgenstein mengenai struktur dan logika dalam penggunaan ilmu pengetahuan untuk knowledge, sains untuk science, ilmiah atau keilmuan untuk scientific:
Kebanyakan dari pernyataan dan pertanyaan yang terkandung dalam karya filsafat adalah tidak salah namun nonsensical. Konsekuensinya adalah bahwa kita tidak dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan semacam ini, melainkan hanya mampu menunjukan bahwa semua itu adalah nonsensical. Kebanyakan dari pernyataan dan pertanyaan dalam filsafat ditimbulkan oleh kegagalan kita untuk memahami logika dari bahasa kita sendiri.



Quo Vadis?
     Dalam Konperensi Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III LIPI yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 15-19 September 1981 terdapat suatu pendapat yakni:
1)      Ilmu merupakan genus di mana terdapat bermacam species;
2)      Dengan demikian maka terminology ilmu pengetahuan adalah sinonim denganscientific knowledge;
3)      Ilmu adalah sinonim dengan knowledge dan pengetahuan dengan science;
4)      Berdasarkan hukum DM maka ilmu pengetahuan adalah ilmu (knowledge) yang bersifat pengetahuan (scientific).



Politik Bahasa Nasional
(1)
      Pada tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia telah memilih Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Alasan yang utama pada waktu itu lebih ditekankan pada fungsi kohesif Bahasa Indonesia sebagai sarana untuk mengintegrasikan berbagai suku ke dalam satu bangsa yakni Indonesia. Tentu saja terdapat juga evaluasi yang berkonotasi dengan kemampuan Bahasa Indonesia selaku fungsi komunikatif yakni fakta bahwa Bahasa Indonesia merupakan lingua franca dari sebagian besar penduduk, namun kalau dikaji lebih mendalam, maka kriteria bahasa sebagai fungsi kohesif itulah yang merupakan kriteria yang menentukan.

(2)
      Selaku alat komunikasi pada pokoknya bahasa mencakup tiga unsur yakni pertama, bahasa selaku alat komunikasi untuk menyampaikan pesan yang berkonotasi perasaan (emotif). Kedua, berkonotasi sika (afektif), dan ketiga berkonotasi pikiran (penalaran).

Bersambung

No comments:

Post a Comment